Rabu, 29 Mei 2013

hujan pengganti lampion




Perayaan Waisak sudah beberapa hari yang lalu, perayaan yang saya tunggu-tunggu sejak satu tahun kemarin. dan akhirnya di akhir bulan Mei ini saya bisa berangkat ke Borobudur dengan kawan-kawan saya.
niat awal memang saya sangat ingin melihat ribuan lampion yang diterbangkan saat perayaan waisak, namun saya juga ingin tahu bagaimana proses waisak yang dilakukan oleh umat Budha.


******
bersama kawan-kawan menggunakan angkot dari candi borobudur menuju candi mendhut, masih pukul 09.30 dan sudah banyak orang disana, para jemaat yang akan berdoa, dan warga sekitar.
dari niat awal saya untuk mengambil momen saat prosesi waisak, setelah melihat kerumunan orang-orang dan para fotografer yang sangat dekat dengan bhante, saya... menjadi tidak ada semangat sama sekali untuk memotret.



" jangan memaksakan untuk mengambil momen yang bagus, ingat ini perayaan hari besar umat lain, kita harus menghargainya." ucap kawan saya
yap, saya sangat menyetujuinya, perlahan saya dan kawan-kawan memilih untuk menjauh dari puluhan orang-orang yang akan memotret.

Seperti yang sudah banyak di tuliskan di berbagai media tentang berlangsungnya Waisak 2013 tidak khidmat lagi, mungkin mereka yang lebih tahu tentang bagaimana jalannya prosesi. saya tidak cukup tahu dan disini saya tidak banyak menuliskan tentang bagaimana ricuhnya prosesi waisak...

Malam harinya, di tengah rintik hujan yang semakin deras, berbagai prosesi tetap di laksanan, sambutan-sambutan oleh mentri agama, gubernur Jawa Tengah hingga proses pradaksina.

Selama 3 jam dari mulai sebelum berdoa samapai selesai proses pradaksina kami terus saja berlindung di bawah mantel dan payung, tapi ternyata lampion-lampion iu tidak bisa diterbangkan karena hujan yang tak kunjung reda. Tak apalah, saya bersyukur malam itu hujan, karena pada saat proses pradaksina berlangsung, salah seorang yang mengucapkan doa menggunakan mic terus-menerus mengingatkan kepada pengunjung untuk tidak berada di daerah altar dan gangguan orang-orang yang memotret proses pradaksina.
sekali lagi hujan membawa berkah, andai saja tidak hujan saat itu, pasti pradaksina tidak bisa berjalan dengan baik.

walaupun akhirnya saya tidak mendapatkan apa yang saya inginkan, seperti tidak bisa melihat lampion yang ternyata diterbangkan saat malam senin ketika saya sudah di Purwokerto, tapi saya bersyukur bisa melihat para biksu yang sangat bersabar dan tetap ramah kepada para wisatawan yang menurut banyak orang mengganggu mereka berdoa.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar